Cerita sukses Jusuf Kalla dengan slogan 'Lebih Cepat Lebih Baik'

Senin, 13 Januari 2020 | 23:55 WIB   Reporter: Yudho Winarto
Cerita sukses Jusuf Kalla dengan slogan 'Lebih Cepat Lebih Baik'


JK JUSUF KALLA - JAKARTA. Institut Teknologi Bandung (ITB) menganugrahi Doktor Kehormatan (Honoris Causa) kepada mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

Perjalanan 50 tahun pria kelahiran Makassar di dunia bisnis, politik, dan pemerintahan ini dianggap sudah melahirkan sejumlah inovasi peningkatan produktivitas.

"Saya pun baru menyadari, bahwa ternyata slogan yang selalu saya ucapkan “Lebih Cepat Lebih Baik” adalah esensi produktivitas," kata JK dalam pidato sambutannya, Senin (13/1).

Baca Juga: Jusuf Kalla: Kalau tak ada UN, lulus sekolah pakai rumus dongkrakan

Lalu poin apa dari slogan 'Lebih Cepat Lebih Baik' itu? Jk menyebut ada enam hal menjadi risalah dari pengalaman panjangnya.

Pertama, pentingnya keberanian dan ketegasan untuk memulai dan mengambil risiko

Tim yang andal tanpa keberanian untuk memulai tidak akan mampu mewujudkan rencana. Seperti mengayuh sepeda, kayuhan pertamalah yang paling berat, kayuhan berikutnya akan terasa lebih mudah.

Sesuatu yang awalnya sulit, lama kelamaan akan menjadi ringan, karena manusia adalah mahluk pembelajar dan makhluk yang cepat belajar.

"Cerita sukses garbarata, panser Anoa, konversi minyak tanah, pembangunan bandara, dan pembangunan PLTA, tidak akan terjadi tanpa keberanian untuk memulai langkah pertama dan mengambil risiko," ujarnya.

Dalam konteks ini, keberanian dan ketegasan pemimpin dalam mengambil keputusan sangat diperlukan. Ketika sang nahkoda sudah memutuskan maka kapal pun akan berlayar mencapai tujuan.

Baca Juga: Jusuf Kalla: Novanto biangnya, nama partai jadi kena...

Kedua, pentingnya kualitas sumber daya manusia

Di era yang cepat berubah ini, harus dapat menyesuaikan diri bahkan berusaha untuk ikut menjadi dirijen perubahan. Tetap di tempat atau berjalan lambat berarti tertinggal.

Inovasi untuk meningkatkan produktivitas tidak boleh berhenti, dan ini memerlukan sumber daya manusia yang mumpuni.

"Karena itulah, saya tidak pernah berhenti menyuarakan pentingnya kita memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia," katanya.

Ketiga, pentingnya manajemen dan akumulasi knowledge

Setiap proyek merupakan ajang pembelajaran bagi organisasi. Setiap tantangan dan halangan sesungguhnya adalah berkah, karena memaksa untuk berpikir dan berusaha keras hingga menyentuh batas kemampuan kita.

“Sayangnya, banyak institusi tidak mengelola pengalaman dan knowledge tersebut dengan baik,” ujarnya.

Akumulasi pengetahuan melalui knowledge management yang andal perlu dilakukan, agar tidak melakukan kesalahan yang sama, dan agar bisa terus memperbaiki cara kerja untuk mendongkrak produktivitas.

Riset dan observasi yang dilakukan oleh para senior dan pendahulu harus disimpan dengan baik, untuk dijadikan pembelajaran bagi generasi selanjutnya. 

Baca Juga: Pulang kampung ke Makassar, Jusuf Kalla mendapat sambutan meriah

Keempat, pentingnya peran entrepreneur

Sebenarnya ada begitu banyak bakat, otak cerdas, semangat dan keahlian di sekitar kita. Sayangnya berbagai kemampuan tersebut sering kali berjalan sendiri-sendiri sehingga tidak berdampak bagi peningkatan produktivitas ekonomi.

Diperlukan entrepreneur yang mampu melihat peluang dan menggabungkan potensi-potensi tersebut untuk berkolaborasi.

Indonesia tidak saja perlu lebih banyak entrepreneur, tetapi juga akademisi dan birokrat yang berjiwa entrepreneurial; yaitu akademisi dan birokrat yang memandang tantangan sebagai peluang dan berusaha mencari terobosan baru dengan tetap memperhitungkan risiko dan mencari solusi bagi setiap permasalahan.

“Keberadaan sosok-sosok seperti itulah yang akan menjadikan Indonesia lebih produktif di masa mendatang,” ucapnya.

Kelima, pentingnya peranan Perguruan Tinggi

Produktivitas ataupun nilai tambah, tidak bisa lepas dari peran ilmu dan teknologi yang keduanya didapat dari pendidikan dan riset di perguruan tinggi.

Begitu pula dengan SDM yang berkualitas, mereka adalah produk perguruan tinggi dan pengalaman di lapangan; karenanya, perguruan tinggi berperan penting dalam peningkatan produktivitas nasional.

Baca Juga: Rasa haru mengiringi perpisahaan Jusuf Kalla...

Keenam, pentingnya wisdom

JK bercerita soal ayahnya, almarhum Haji Kalla pada saat melimpahkan tanggung jawab untuk menjalankan perusahaan setelah krisis tahun 1967.

Berpesan agar perusahaan harus selalu mendatangkan manfaat bagi semua pihak; yaitu bagi masyarakat melalui produk yang bermanfaat, bagi pekerja melalui penghasilan yang berkah, bagi negara melalui pajak yang dibayarkan, dan baru kemudian bagi pemilik perusahaan melalui dividen yang dibagikan.

"Berbisnis harus dipandang sebagai ibadah, yaitu sebagai cara untuk berbagi rezeki, membantu sesama serta peluang membayar zakat dengan tepat," katanya.

Begitu juga dalam pemerintahan setiap kebijakan harus bermanfaat bagi seluruh masyarakat untuk kemakmuran yang adil, karena itulah tujuan kita bernegara.

Dalam kata lain, pemerintah dan  bisnis harus memberikan impact yang positif bagi sekeliling, apa pun bidangnya.

"Sukses kita harus sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sukses kita tidak diukur hanya dari seberapa hebat kita berkarya, tetapi lebih penting lagi adalah dari seberapa besar manfaat dari karya kita bagi sesama," paparnya.

       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto

Terbaru