Ketika layang-layang Sang Brahma kembali ke alam bebas

Minggu, 25 Agustus 2019 | 09:56 WIB   Reporter: SS. Kurniawan
Ketika layang-layang Sang Brahma kembali ke alam bebas

ILUSTRASI. Burung Elang


Itu sebabnya, konservasi elang bondol di Pulau Kotok terdiri dalam beberapa bagian. Bila satwa predator kondisi fisiknya baik, akan masuk ke kelompok Treatment 1 atau berada dalam kandang besar.

Mereka mendapat pakan ikan mati di dalam kolam buatan. Perlahan, elang-elang itu akan mulai mencoba pakan ikan hidup untuk merangsang naluri berburu, kelak saat dilepas ke alam bebas.

Jika lulus, elang bondol akan masuk dalam kelompok Treatment 2. Di kelas ini, mereka sudah mulai agresif dan memperoleh pakan ikan hidup juga dipisah satu sama lain.

Selanjutnya, elang bondol dibawa ke elompok SOS 2 atau tempat sosialisasi. Di dalam area SOS 2, tidak boleh terdengar suara manusia atau kegaduhan. Sebab, di kandang semi terbuka ini, mereka menjalani tes kemampuannya hidup mandiri sebelum dilepasliarkan.

Baca Juga: Pertamina ajak milenial dukung pelestarian elang bondol

Melihat populasinya yang kian sedikit, sejak 2017 Pertamina MOR III turut mendukung program pelestarian elang bondol di Pulau Kotok, dengan menggandeng JAAN dan BKSDA DKI Jakarta.

"Karena wilayah operasi Pertamina MOR III salah satunya di Provinsi DKI Jakarta, kami merasa peduli untuk menjaga keberadaan elang bondol yang juga merupakan satwa maskot Provinsi DKI Jakarta," ujar Dewi Sri Utami, Unit Manager Communication Relations & CSR Pertamina MOR III.  

Dukungan Pertamina pada 2019 melalui pengadaan alat geotagging, yakni alat untuk melihat posisi elang bondol setelah dilepasliarkan. Selain itu, bantuan perawatan konservasi kandang sanctuary serta mesin kapal untuk mendukung mobilitas tim JAAN ke Pulau Kotok.

Untuk mendukung pengenalan satwa langka ini, Pertamina dan JAAN juga menggelar Program Sahabat Semata. Mereka mengajak 60 siswa SMA dan mahasiswa perguruan tinggi yang terpilih menjadi Duta Elang Bondol untuk datang dan melihat langsung habitat di Pulau Kotok. 

Duta Elang Bondol merupakan pelajar dari 10 SMA dan mahasiswa asal 5 universitas di DKI Jakarta. Kelak, merek bisa menjadi motor penggerak pengenalan Satwa Maskot Jakarta kepada teman-teman maupun komunitas milennial.

Najla Fakhriyah, misalnya, mahasiswi Universitas Pertamina. "Ini merupakan kesempatan langka, bisa menambah pengetahuan dan saya bisa tahu lebih banyak tentang konservasi elang bondol," ujar mahasiswi yang aktif di kelompok pencinta alam ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru