Mencicipi kopi wine khas Toba di Starbucks-nya Pulau Samosir

Minggu, 01 September 2019 | 09:00 WIB   Reporter: Ratih Waseso, SS. Kurniawan
Mencicipi kopi wine khas Toba di Starbucks-nya Pulau Samosir

ILUSTRASI. Rumah Kopi Pardosir


Untuk bahan baku kopi, Sinaga mengatakan, semua single origin lantaran berasal dari kebun miliknya seluas dua hektare yang berada di ketinggian 1.360 meter di atas permukaan laut. "Sebagian besar sudah organik," imbuh dia.

Menurut Sinaga, kopi Toba punya citarasa yang unik. "Memiliki aroma khas rempah dan rasa buah (fruty) yang kental," sebutnya.  

Sejatinya, Sinaga sudah lama menjadi petani kopi. Tapi, dia baru tiga bulan membuka Rumah Kopi Pardosir. Pardosir kependekan dari Pardolok Samosir atawa orang gunung Samosir.    

"Saya buka kedai juga atas dorongan pengunjung yang sulit berkunjung ke rumah dan kebun saya karena akses jalan yang jelek. Jadi, saya jemput bola," kata Sinaga yang juga memproduksi kopi kemasan dengan merek Pardosir Coffee.

Baca Juga: Keseruan bermain air di Pantai Pasir Putih Parbaba

Meski baru tiga bulan buka, kedainya selalu ramai pengunjung. Ada saja turis asing yang datang. "Dua bulan lalu, Benny Pasaribu (politikus Partai Hanura) datang ke sini," kata Sinaga bangga.

Untuk menikmati segelas kopi V60 wine, Anda cukup merogoh kocek Rp 18.000. Lalu, harga arabika maker Rp 15.000 per cangkir dan arabika Rp 8.000 per cangkir. Sangat murah bukan? 

Sementara harga kopi wine fermentasi Rp 60.000 per botol ukuran 150 mililiter. "Saya ingin Rumah Kopi Pardosir bisa jadi Starbucks-nya Samosir," ujar pemilik gelar Juara III Coffee Festival Toba 2017 ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan
Terbaru