TOKOH - JAKARTA. Investor baru terus berdatangan mengguyur modal ke Gojek. Sejak akhir tahun lalu hingga April tahun ini, sebanyak tujuh investor menginjeksi modal PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, badan hukum Gojek, dengan membeli saham Seri P.
Mengacu data Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM, per 23 April 2020 setidaknya ada 107 entitas yang menguasai saham Gojek. Para pemodal itu antara lain Google Asia Pacific, Hera Capital, KKR Go Investments, Sequoia Capital, Tencent Mobility Limited, Mitsubishi Corporation, Rakuten Capital, PT Astra International Tbk hingga Grup Blue Bird.
Baca Juga: Ini pidato lengkap Nadiem Makarim menyambut Hari Pendidikan Nasional
Selain pemodal institusi, investor perorangan juga menguasai Gojek. Dari 19 nama investor perorangan, nama salah satu pendiri Gojek, Nadiem Anwar Makarim, masih tercatat. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI itu memiliki empat seri saham (Seri E, I, N, O) dengan nilai nominal Rp 90,84 juta. Porsi kepemilikan ini setara 0,01% dari total modal ditempatkan dan disetor.
Pendiri Gojek lainnya, yakni Kevin Aluwi memiliki saham dengan nilai nominal yang lebih kecil dibandingkan Nadiem, yakni Rp 10,25 juta. Pemegang saham individu berikutnya adalah Andre Sulistyo, yang juga menjabat Direktur Utama Gojek. Saat ini Andre memiliki dua seri saham (Seri A dan Seri N) dengan nilai nominal Rp 167,85 juta (0,02%).
Baca Juga: Dana BOS dan tunjangan profesi guru dipangkas, begini penjelasan pemerintah
Pada 2010, Nadiem mendirikan Gojek bersama Kevin Aluwi dan Michaelangelo Moran. Berdasarkan catatan AHU Kemenkum dan HAM, Moran sudah tak tercatat sebagai pemegang saham Gojek per 21 Juni 2017.
Satu dekade berlalu, Gojek telah menjelma menjadi decacorn super app dengan valuasi menembus US$ 10 miliar setara Rp 151,57 triliun (kurs Rp 15.157 per dollar AS).