3 Aspek ini bisa mempengaruhi pembentukan karakter seseorang menurut Kemendikbud

Kamis, 17 September 2020 | 08:18 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
3 Aspek ini bisa mempengaruhi pembentukan karakter seseorang menurut Kemendikbud

ILUSTRASI. 3 Aspek ini bisa mempengaruhi pembentukan karakter seseorang menurut Kemendikbud.


EDUKASI -  JAKARTA. Terus berkembangnya teknologi juga menuntut generasi muda agar berkembang. Perubahan ini membuat generasi muda harus siap menghadapi tantangan. 

Untuk membekali generasi muda, dunia pendidikan melakukan banyak upaya. Salah satunya dengan memberikan penguatan karakter.  

Penguatan karakter melalui pembentukan karakter diberikan di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jenjang ini merupakan pondasi awal agar karakter siswa terbentuk dengan baik. 

Melansir dari laman Kemendikbud, karakter siswa SMP dibentuk agar lebih berkarakter, berakhlakul karimah, dan berkepribadian baik. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD-Dasmen) Kemendikbud, Jumeri.

"Karena individu yang baik hanya bisa diperoleh dari lingkungan yang baik," ujar Jumeri di kegiatan Antisipasi Tindak Kekerasan peserta Didik Jenjang SMP Angkatan III yang berlangsung secara virtual di Jakarta, Selasa (15/09/2020).

Aspek pembentuk karakter seseorang

Ada beberapa aspek yang mempengaruhi karakter seseorang. Aspek tersebut diantaranya:

  • 60 Persen berasal dari keluarga atau rumah.
  • 25-30 Persen dipengaruhi oleh satuan pendidikan.
  • 10-15 Persen merupakan pengaruh masyarakat sekitar.

Agar karakter siswa terbentuk dengan baik, perlu adanya kolaborasi dari berbagai pihak. Jumeri menambahkan jika aspek pertama dan kedua masih bisa dikendalikan, tapi aspek ketiga cukup sulit. 

Upaya mencegah kekerasan

Penguatan karakter pada siswa SMP bertujuan untuk mengantisipasi tindak kekerasan. Direktur SMP Kemendikbud, Mulyatsyah, menekankan, nilai budi pekerti luhur menjadi pondasi awal pembentukan karakter. 

Untuk mencegah tindak kekerasan, Kemendikbud mendorong pola pikir dan tindakan positif. 

Baca Juga: Anatomi tubuh manusia: Lidah dan struktur anatominya

"Kekerasan tidak boleh dilawan dengan kekerasan," pesan Jumeri mengenai tindak kekerasan di sekolah. Jumeri mendorong kegiatan edukatif untuk mencegah tindakan kekerasan, diantaranya:

  • Menyiapkan program sekolah yang ramah anak, menyenangkan, dan model pembelajaran yang mengarah pada  pembinaan karakter peserta didik
  • Meningkatkan fasilitas sekolah yang dapat memonitor seluruh sudut sekolah dengan baik.
  • Membuat program yang mampu meningkatkan pemahaman tentang persaudaraan, hati nurani, toleransi, ketulusan, dan kejujuran.
  • Melibatkan orang tua dalam memecahkan problematika pembelajaran.

Interaksi antara sekolah dengan orang tua, membuat kedua belah pihak mengenal dan memahami siswa. Hal ini berpengaruh pada pembelajaran yang bisa tercapai khususnya untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Semua pihak harus terlibat

Untuk menyukseskan kegiatan pembentukan karakter, Jumeri mengajak semua pihak untuk terlibat. Orang tua dan tenaga pendidik berperan sebagai contoh bersikap yang berbudi pekerti luhur. 

Jumeri juga memberi pesan kepada siswa agar menjadi agen anti kekerasan di sekolah. Bergaul dengan lingkungan yang baik dan membentengi diri juga menjadi pesan Jumeri pada siswa. 

Selanjutnya: Yuk, cari tahu tentang proses pembentukan awan dan jenis-jenisnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Tiyas Septiana
Terbaru