JEP DANAU TOBA - Tahun lalu, pemerintah menetapkan Danau Toba sebagai destinasi wisata super prioritas. Itu sebabnya, Presiden Joko Widodo akhir Juli lalu melakukan kunjungan kerja tiga hari ke Danau Toba untuk melihat perkembangan pembangunan di kawasan ini.
Dan, Selain Samosir, Kementerian Pariwisata juga gencar mempromosikan tiga kabupaten lainnya di seputaran Danau Toba. Itu sebabnya, mereka merilis Program Wonderful Huta Toba, singkatan dari Kabupaten Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, serta Toba Samosir.
Lalu, bagaimana kesiapan kabupaten-kabupaten tersebut membawa Kawasan Danau Toba menjadi Bali Baru? Apa saja yang menjadi tantangan utama? Tim KONTAN Jelajah Ekonomi Pariwisata 2019 wawancarai Bupati Samosir Rapidin Simbolon awal Agustus lalu.
Berikut nukilannya:
Baca Juga: Menara Pandang Tele, salah satu spot terbaik menikmati eksotisme Danau Toba
KONTAN: Bagaimana kesiapan Samosir menuju Bali Baru?
RAPIDIN: Kami berupaya dan berusaha, target kami dalam lima tahun mendatang Danau Toba menjadi Bali Baru. Tentu, kami harus bekerja keras, mempersiapkan yang berhubungan dengan itu.
Yang pertama, tentu adalah infrastruktur. Sekarang, 75% jalan sudah bagus dan konektivitas Bandara Silangit sangat menjanjikan untuk menjadikan kawasan ini menjadi detinasi super prioritas.
Kedua, dari segi atraksi sangat mumpuni, karena orisinalitas kebudayaan kami yang masih asli dan benar-benar terjaga. Itu sangat senang dinikmati pengunjung terutama wisatawan mancanegara.
Baca Juga: Keseruan bermain air di Pantai Pasir Putih Parbaba
Lalu, kami juga sedang giat-giatnya mengembangkan objek wisata dengan insentif, baik sarana dan prasarana maupun kenyamanan dari wisatawan.
Jadi, kami berani mengatakan, saat ini Samosir sudah berubah. Dari sektor pariwisata, peningkatannya sangat luarbiasa. Sehingga, kesiapan Samosir tidak ragu lagi dan akan bergerak lebih cepat.
KONTAN: Kapan infrastruktur benar-benar siap?
RAPIDIN: Tahun 2020 jalan sudah bagus semua. Tahun 2019, sisa 21 kilometer perbaikan jalan lingkar luar Samosir dan harus selesai tahun depan.
KONTAN: Bagaimana dengan hotel?
RAPIDIN: Saat ini, jumlah kamar hotel ada sekitar 2.800 kamar dan bisa terisi penuh saat musim libut bahkan kurang. Sisi bagusnya adalah pengembangan homestay dari rumah penduduk khususnya di daerah Pantai Pasir Putih Parbaba.
Itu baru dari hotel, belum lagi multiplier effect dari pariwisata Danau Toba. Tentu, apa yang wisatawan butuhkan akan berpengaruh ke pendapatan petani. Contoh, kopi, buah-buahan, sayur mayur, dan beras. Ini akan menunjang pertumbuhan ekonomi dari keseluruhan sektor.
Multiflier effect ini akan sangat cepat mendorong pendapatan masyarakat. Di samping kebutuhan transportasi, ini juga harus dipersiapkan, transportasi yang nyaman, sesuai permintaan wisatawan.
Nah, masyarakat Samosir harus menyiapkan semuanya. Pengalaman ini sekaligus akan membimbing mereka ke pembinaan karakter.
Bicara karakter, kan, tidak bisa seperti membalikkan telapak tangan, harus perlahan seiring pertumbuhan wisatawan. Nanti akan terjadi perubahan dari sisi karakter masyarakat. Kami yakin itu.
Tentu, kami juga buat edukasi-edukasi secara intensif, bagaimana cara melayani dan menyambut wisatawan.
Baca Juga: Mempertahankan tradisi minum kopi Robusta di Samosir
KONTAN: Hospitality masih jadi kendala, ya?
RAPIDIN: Ya, bicara SDM, tentu tidak gampang untuk mengubah dan mengarahkan masyarakat menjadi pelaku wisata, ini masalah sensitivitas karakter. Pelan-pelan kami melakukan edukasi. Kami juga dapat dana dari Kementerian Pariwisata untuk edukasi masyarakat.
KONTAN: Kendala lainnya?
RAPIDIN: Banyak sebetulnya termasuk permodalan bagi pengusaha lokal untuk investasi di sektor pariwisata. Tapi, seiring pertumbuhan wisatawan maka seiring juga investor menciptakan usaha-usaha baru. Sekarang sudah on the track, seiring pembenahan objek wisata dan infratrsuktur, ini akan benar-benar memberikan manfaat dan menjadi faktor yang bisa mengungkit jumlah wisatawan.
KONTAN: Apa insentif yang Pemkab Samosir tawarkan biar investor mau menanamkan modal?
RAPIDIN: Kemudahan izin. Kalau dalam pengurusan izin masih ada yang macam-macam, langsung saja berurusan dengan saya supaya tidak ada lagi urusan yang berbelit-belit. Saya jamin, kalau semua persyaratan lengkap, hari itu juga perizinan keluar. Nomor WA saya terbuka untuk masyarakat dan investor.
Sejauh ini, beberapa investor sudah membeli tanah untuk mendirikan usaha di bidang pariwisata, seperti permainan air dan hotel.
KONTAN: Sudah ada investor asing yang masuk?
RAPIDIN: Banyak juga bule-bule yang punya hotel di Samosir dan menikah dengan warga setempat. Ini suatu hubungan yang bagus untuk meningkatkan investasi pariwisata di Samosir.
KONTAN: Bagaimana dengan promosi wisata?
RAPIDIN: Pertama, kami melakukan banyak event dengan konten lokal, seperti Gondam Laposo. Ini merupakan ajang mencari jodoh. Pengunjung yang datang ribuan orang.
Lalu, Sigale-gale Carnival, kerjasama dengan Jember Fashion Festival. Pengunjung yang datang juga luar biasa. Pada 23-24 Agustus ada festival musik internasional, Samosir Music International, dari Austria, Belanda, Jerman, dan Malaysia.
Mereka memainkan musik dan lagu-lagu batak. Tiap tahun pengunjungnya 15.000 orang, ini gratis. Kalau separuh dari luar, maka efeknya luar biasa.
Baca Juga: Sedot ribuan wisatawan, Samosir gelar festival musik internasional
Kedua, lewat medsos, kami terus menerus promosi Samosir sebagai tempat yang nyaman untuk wisata. Medsos, kan, luar biasa, ini alat yang sakti untuk promosi. Juga sebaliknya, kalau ada komentar jelek, langsung viral. Ini sisi baik dan negatif dari medsos.
KONTAN: APBD Samsosir cukup enggak untuk membiayai pembangunan dan promosi sektor pariwisata?
RAPIDIN: Tidak cukup, tapi APBD kami fokus untuk pariwisata dan pertanian karena saling melengkapi. Kami tidak mau lagi membagi-bagi anggaran yang tidak sesuai visi dan misi kami, yaitu mewujudkan masyarakat Samosir yang sejahtera, mandiri, dan berdaya saing berbasis pada pembangunan pariwisata dan pertanian.
Kedua sektor ini saling mendukung dan melengkapi untuk kesejahteraan masyarakat.
KONTAN: Untuk menutup APBD yang kurang, apakah Pemkab Samosir juga memanfaatkan CSR dari perusahaan?
RAPIDIN: Ya, kami mendapat CSR dari beberapa perusahaan seperti Inalum untuk pengembangan Geopark Danau Toba. Lalu, dari Toba Pulp Lestari untuk sektor pendidikan dan bank-bank terkemuka juga memberi CSR, meski belum maksimal.
Ini akan kami kembangkan untuk lebih fokus lagi sehingga benar-benar bisa memberikan manfaat kepada masyarakat.
KONTAN: Berapa target kunjungan wisatawan tahun ini?
RAPIDIN: Target kunjungan tahun ini sebanyak 400.000 orang, dengan wisatawan asing sebesar 20% dari target. Tahun lalu, wisatawan yang datang ke Samosir sudah 378.000 orang. Sementara target total kawasan Danau Toba sebanyak 1 juta wisatawan.
Kami optimistis, kabupaten tetangga bisa menyumbang angka yang signifikan. Dan, ini sudah pada jalurnya, jangan sampai menurun, kan, sedang menanjak, mudah-mudahan semua saling bersinergi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News