Menikmati kuliner Toba yang khas lagi unik

Sabtu, 24 Agustus 2019 | 08:00 WIB   Reporter: Agustinus Respati, Ratih Waseso, SS. Kurniawan
Menikmati kuliner Toba yang khas lagi unik


Sekapur Sirih Restaurant

Restoran yang terletak di Jalan Lingkar Tuktuk Siadong Nomor 99 Simanindo, Samosir ini sudah berdiri semenjak 30 tahun lalu. Pemiliknya, pasangan suami istri Luker Sidabutar dan Sofia Manurung.

Sekapur Sirih memiliki empat titik tempat menyantap. Salah satunya, areal terbuka dengan pemandangan Danau Toba. Titik lainnya berada di sebuah bangunan dengan desain rumah adat Batak. Pokoknya, instagramable. Kapasitas total resto ini sekitar 40 orang.

Selain naniura, Sekapur Sirih menyediakan ayam napinadar, ikan arsik, dan ikan tombur. “Salah satu yang jadi favorit pengunjung adalah naniura,” kata Sofia yang juga satu-satunya koki di Sekapur Sirih.

Namun, untuk bisa menikmati naniura, Anda harus memesan empat jam sebelumnya, ya. Sebab, proses pengolahannya sampai betul-betul siap disantap butuh waktu empat jam. Sambil menunggu naniura jadi, Anda bisa jalan-jalan dulu ke objek-objek wisata di Samosir.

Saat terhidang di atas meja, penampakan naniura yang tersaji di sebuah piring besar benar-benar menggoda, dengan penataan yang cantik. Ikannya nyaris tidak kelihatan lantaran bumbu kelir kuning menggenang, memenuhi piring.

Jangan biarkan lama-lama di atas meja, apalagi kita sudah menunggu lama untuk bisa menyantapnya. Pertama mengecap bumbu naniura, rasa khas mendominasi. Tetapi, saat semua bumbu tertelan, rasa pedas muncul di akhir. Aroma andaliman yang khas berpadu jeruk yang cukup keras asamnya.

Baca Juga: Menara Pandang Tele, salah satu spot terbaik menikmati eksotisme Danau Toba

Begitu mencicipi daging ikan mas yang terbalut bumbu, tak ada aroma tanah yang merusak citarasa. Rasa rempah kunyit, andaliman, dan jeruk khas Batak, jeruk jungga (utte jungga) ampuh mengusir bau dan rasa tanah khas ikan mas. Mirip bumbu rujak, tapi andaliman yang jadi primadona, memberisensasi kenikmatan yang khas saat menikmati naniura.

Daging ikannya empuk. Rasa manis gurih dari ikan segar masih sedikit terasa. Soalnya, boleh dibilang, daging ikan sudah matang setelah berendam berjam-jam bersama bumbu dengan tingkat asam yang tinggi.

Sofia hanya menggunakan ikan mas jantan dari Danau Toba karena dagingnya tebal. Beratnya pun harus 1 kilogram (kg) sampai 1,2 kg per ekor.  “Selain dagingnya banyak dan tebal, supaya duri bisa dicabut semua, jadi bersih,” ungkap perempuan 59 tahun ini.

Proses pengolahannya, setelah daging ikan diiris tipis-tipis, kemudian cuci sampai bersih. Setelah itu, tiriskan air sampai betul-betul kering, baru masukan air perasan utte jungga atau jeruk Batak. “Enggak sembarang asam, harus utte jungga karena lebih asam dan lebih pas,” imbuh Sofia.

Lalu, siram daging ikan dengan bumbu kuning, yang terdiri dari bawang merah dan putih, kemiri, kencur jahe, kunyit, cabai merah, dan tentu saja andaliman. Cuma sebelumnya, semua bumbu itu disangrai, kemudian dihaluskan memakai ulekan.

Habis itu, diamkan selama empat jam daging ikan yang sudah berselimut bumbu, dan naniura siap disantap. “Kalau tak ada ikan mas, bisa pakai ikan nila. Hanya bedanya, dagingnya kenyal,” kata peraih gelar Juara I Lomba Naniura se-Kabupaten Samosir ini.

Untuk bisa menikmati seporsi naniura di Sekapur Sirih, Anda mesti merogoh kocek sebesar Rp 195.000. Porsinya buat rame-rame.

Harga ayam napinadar juga Rp 195.000 per porsi berisi satu ekor ayam kampung. Sebagai teman menyantap naniura atau ayam napinadar, Anda bisa memilih sayur daun ubi tumbuk seharga Rp 25.000 seporsi.

Sejumlah orang beken pernah makan di restoran yang buka dari jam 9 pagi hingga 10 malam ini. Sebut saja, artis Laudya Cynthia Bella, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Pariwisata Arief Yahya. “Tamu kami banyak dari turis Asia, seperti Malaysia dan Singapura,” ujar Sofia.

Editor: S.S. Kurniawan
Terbaru