Mulai tergerus zaman, ini permainan tradisional yang sarat nilai positif

Senin, 03 Agustus 2020 | 13:50 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
Mulai tergerus zaman, ini permainan tradisional yang sarat nilai positif

ILUSTRASI. Mulai tergerus zaman, ini permainan tradisional yang sarat nilai positif.


PARENTING - Seiring perkembangan zaman, permainan tradisional mulai dilupakan bahkan ada yang menghilang. Lahan kosong yang menyusut dan perkembangan teknologi menjadi faktor permainan tradisional ditinggalkan.

Anak-anak zaman sekarang alias zaman now lebih suka memegang gawai dan bermain game online. Kebiasaan ini sejatinya bisa menghambat perkembangan sosial anak. Mereka cenderung mengasingkan diri dan tidak mau bersosialisasi.

Anak-anak yang kecanduan gadget juga jarang berolahraga. Akibatnya, tubuh mereka akan lebih lemah dan mudah sakit.

Padahal, banyak sekali permainan tradisional yang bermanfaat bagi anak-anak. Ada permainan yang bisa anak-anak lakukan berdua atau berkelompok. 

Tambah lagi, permainan tradisional tersebut banyak mengajarkan nilai-nilai positif. Anak-anak bisa belajar tentang kerjasama, kesabaran, hingga ketelitian. 

Baca Juga: Bisa dinikmati bersama, ini 3 film kartun yang mendidik untuk anak dan keluarga

Selain bermain, anak-anak juga sekaligus berolahraga. Mereka tanpa sadar akan bergerak dan berlari saat bermain permainan tradisional. Berikut permainan tradisional dan nilai yang terkandung di dalamnya:

  • Petak umpet

Petak umpet selalu masuk dalam daftar permainan tradisional yang mulai "menghilang". Permainan ini cukup sederhana dengan pemain minimal tiga orang.

Permainan ini dimulai dengan hompimpa atau suit untuk menentukan siapa menjadi penjaga. Setelah ditentukan, penjaga akan menutup mata dan menghitung. Hitungan biasanya merupakan kesepakatan bersama.

Saat penjaga menghitung, pemain lain akan bersembunyi. Setelah hitungan selesai, penjaga akan mencari pemain yang bersembunyi. 

Pemain yang pertama kali ditemukan yang menjadi penjaga berikutnya. Permainan selesai setelah semua pemain ditemukan oleh penjaga. 

Baca Juga: PV Baru Film Doraemon Stand By Me 2 tampilkan hubungan rumit Nobita dan Shizuka

Permainan tradisional ini terlihat simpel, tetapi ada nilai positif yang bisa anak-anak ambil. Anak-anak bisa melatih kecerdasan mereka saat mencari tempat persembunyian. Mereka juga belajar untuk teliti dan hati-hati saat bertindak.

Selain itu, anak-anak juga belajar tentang demokrasi. Mereka akan belajar berdiskusi saat menentukan jumlah hitungan. 

Hompimpa juga menjadi media pembelajaran demokrasi. Penjaga ditentukan dengan adil melalui hompimpa dan yang kalah harus menerima hasilnya. 

  • Gobak sodor

Permainan tradisional selanjutnya adalah gobak sodor. Permainan ini dimainkan oleh dua kelompok, masing-masing terdiri daritiga hingga lima orang.

Saat satu kelompok bertahan, kelompok lain akan mencoba menerobos. Di sini lah nilai positif permainan tradisional ini diambil.

Saat menjadi tim bertahan, semua anggota harus bekerjasama. Mereka akan membuat strategi agar tim lawan tidak bisa menerobos. 

Baca Juga: 5 Cara mengajarkan tanggung jawab pada Anak yang mudah dan efektif

Permainan tradisional ini juga melatih kesabaran. Anak bisa bersabar untuk melihat celah mereka bisa menerobos. Anak juga belajar tentang kecermatan.

Mereka belajar cara yang baik agar lawan tidak menerobos. Selain itu, anak akan berlatih untuk fokus pada tujuan. 

  • Egrang

Egrang juga mulai ditinggalkan. Permainan tradisional ini membutuhkan dua buah bambu atau kayu yang panjang. Kayu atau bambu tersebut digunakan bak alas kaki untuk berjalan. 

Jika tidak hati-hati, pengguna egrang bisa jatuh. Permainan tradisional ini mengajarkan anak untuk percaya diri. 

Anak didorong untuk mengandalkan kemampuannya agar bisa berjalan dengan egrang. Egrang juga bisa membuat anak lebih berani. Anak bisa melawan rasa takutnya dan mulai berjalan menggunakan egrang. 

Baca Juga: Menyiapkan dana pendidikan anak agar tak perlu ngutang

  • Betengan

Hampir sama seperti gobak sodor, betengan membutuhkan kerja tim. Permainan tradisional ini dibagi menjadi dua kelompok. Setiap kelompok akan mempertahankan benteng dan anggotanya.

Jika anggota mereka tertangkap, tiap tim harus membebaskan temannya. Agar tidak tertangkap, anak-anak akan mencari cara yang tepat. 

  • Lompat tali 

Permainan tradisional yang terakhir adalah lompat tali. Permainan ini bisa menggunakan tali yang dibuat dari rangkaian karet gelang. 

Lompat tali mengajarkan anak untuk bersabar. Agar mendapatkan tali yang kuat dan panjang, mereka harus sabar merangkai karet. 

Saat permainan berlangsung, anak-anak belajar mengenai strategi. Bagaimana cara melompat yang tepat agar tidak terjatuh atau terkena tali.

Baca Juga: 3 kreasi masakan simpel yang bisa Anda buat bersama buah hati

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: Tiyas Septiana

Terbaru