Yuk, wisata rohani sambil menyusuri jejak Nommensen di tanah Batak

Minggu, 01 September 2019 | 07:00 WIB   Reporter: Ratih Waseso, SS. Kurniawan
Yuk, wisata rohani sambil menyusuri jejak Nommensen di tanah Batak


Untuk sampai ke puncak, pengunjung bisa memilih dua opsi. Jika ingin menikmati alam sembari berfoto ria, bisa jalan kaki sekitar 30 sampai 40 menit. 

Atau, untuk yang tak terbiasa jalan mendaki, bisa menggunakan jasa ojek penduduk sekitar yang memakan waktu 10 menit. Biaya ojekpun cukup ekonomis, Rp 15.000 sekali jalan. 

Damai Br Panggabean, pengunjung Salib Kasih, bilang, wisata rohani di Salib Kasih menjadi pilihan tepat bagi mereka yang mencari ketenangan beribadah. Namun, juga cocok bagi wisatawan yang mengincar lokasi foto Instagramable.

"Bagus nian ini, ibadah sekaligus liburan karena udara bersih, alam bagus. Jadi bisa paket komplet," ujar Damai. 

Baca Juga: Meneropong kawasan Danau Toba nan elok lewat Tahi Aritonang

Sebelum sampai ke puncak Salib Kasih, pengunjung akan melihat deretan kenang-kenangan dari para pengunjung yang pernah ke tempat ini di area Taman Kenangan. 

Kenang-kenangan tersebut berbentuk seperti nisan terbuat dari batu, kayu, atau keramik yang bertuliskan nama-nama jemaat gereja yang pernah berkunjung ke Salib Kasih. kesana. Dari situ, pengunjung bisa tahu bahwa pengunjung Salib Kasih berasal dari seluruh Indonesia.

Area suvenir juga tak ketinggalan tersedia di Salib Kasih. Mulai kaos, gelang, kalung, topi, mainan, hingga ulos.

Kelak, Nikson mengatakan, Salib Kasih bakal menjadi one stop tourism. Ada taman buah dan bunga, homestay, rumah pohon, dan lainnya. "Selain ibadah, orang juga bisa liburan," imbuhnya.

Baca Juga: Sensasi berendam di Air Soda yang hanya ada dua di dunia

Dari Salib Kasih, pengunjung bisa melanjutkan wisata rohani ke Gereja Dame, gereja pertama di tanah Batak. Letaknya di Desa Huta Dame, sekitar dua kilometer dari Kota Tarutung.

Gereja Dame dibangun oleh Nommensen dan penduduk Huta Dame pada 1864 silam. "Sampai saat ini, bentuk bangunannya masih asli seperti ketika pertama kali berdiri," kata Binhot Aritonang, Kepala Dinas Pariwisata Tapanuli Utara.

Tanah tempat Gereja Dame berdiri merupakan pemberian Raja Amandari Lumban Tobing sebagai ucapan terima kasih lantaran Nommensen membantu menyembuhkan istrinya yang sakit keras kala itu. Di tanah itu pula, Nommensen membangun perkampungan yang dia beri nama Huta Dame atawa kampung yang damai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru