Pimpin Persis Solo, Kaesang Pangarep: Liga 1 harga mati

Minggu, 21 Maret 2021 | 19:23 WIB   Reporter: Ridwan Nanda Mulyana
Pimpin Persis Solo, Kaesang Pangarep: Liga 1 harga mati

Anggota Pasoepati mengusung poster untuk menyambut pemilik saham mayoritas sekaligus Direktur Utama PT Persis Solo Saestu (PSS) Kaesang Pangerep di kawasan Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (21/3/2021). j.


SEPAK BOLA - JAKARTA. Putera bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep menambah daftar panjang pebisnis dan pesohor yang masuk ke gelanggang sepak bola sebagai pemegang saham klub. Menggenggam 40% saham Persis Solo, Kaesang kini menjadi direktur utama tim berjuluk Laskar Sambernyawa itu.

Tak hanya urusan bisnis, Kaesang pun ingin Persis Solo bisa mendulang prestasi dengan berlaga di liga utama sepak bola Indonesia. Kaesang menargetkan Persis Solo bisa tampil di Liga 1.

"Komitmen dari saya, Persis Solo, Liga 1 harga mati," tegas Kaesang diucapkan dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Persis Solo, Sabtu (20/3). Kaesang kembali menegaskan target tersebut dalam cuitan di akun Twitter-nya, @kaesangp. 

Dia pun secepatnya akan membentuk manajemen. Hal itu penting sebagai bagian dari persiapan Persis Solo yang bakal bertanding di Liga 2. Pasalnya kompetisi tersebut segera bergulir. "Untuk manajemen kita akan bentuk secepatnya. Sekarang sudah ada dua, saya selaku direktur utama dari PT Persis Solo Saestu, kedua bapak Alfonso menjabat sebagai Direktur Keuangan," sambung Kaesang.

Baca Juga: Kaesang Pangarep dan Erick Thohir resmi duet mengelola Persis Solo Saestu

Sebagai wujud keseriusan membangun Persis Solo, Kaesang  berkomitmen untuk mendatangkan sponsor. Dia juga meminta dukungan dari warga Solo dan supporter Persis Solo, Pasopati. "Jadi tidak seperti sebelumnya, sponsornya kosongan terus.

kita benar-benar komitemen di sini, nanti apa pun itu sponsor nya, mbok ya didukung. Supaya kita bisa berjalan jangka panjang juga ke depannya," pungkas Kaesang. Sebagai informasi, Kaesang menggenggam saham 40% PT Peris Solo Saestu (PSS). Lalu, 30% saham dimiliki oleh Kevin Nugroho. Kemudian, Menteri BUMN Erick Thohir menguasai 20% saham PSS.

Pesohor dan Pebisnis di Klub Bola

Memegang saham di klub sepakbola memang bukan hal yang baru bagi Erick. Selain Persis Solo, mantan pemilik saham Intermilan ini juga dikabarkan bakal menguasai 51% saham di Oxford United, klub sepak bola asal Inggris. Mayoritas saham Oxford United itu bakal dikuasai Erick bersama taipan Indonesia lainnya, Anindya Bakrie.

Pengamat olahraga Fritz Simanjuntak mengatakan, saat ini cabang olahraga seperti sepakbola memang telah berkembang menjadi hiburan dan industri tersendiri. Selain dari tiket pertandingan, selebritas dari pemaian, marchandise, dan juga sponsor menjadi peluang bisnis untuk meraup laba.

"Apalagi kalau bisa menggaet TV, eksposure-nya semakin besar. Sama seperti dunia bisnis lainnya, diharapkan konglomerat pemilik klub bisa terus menambah investasinya, misalnya untuk pembelian pemain tersohor dan pembangunan stadion bertaraf international," ungkap Fritz kepada Kontan.co.id, Minggu (21/3).

Senada, Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Nailul Huda menyampaikan bahwa masuknya pebisnis dan pesohor ke industri sepak bola juga terjadi di negara lainnya. Termasuk di liga-liga besar dunia.

Di Indonesia, salah satu konglomerat yang rajin berinvestasi di industri sepak bola adalah Grup Bakrie. "Grup Bakrie dan Erick Tohir di luar negeri sudah tercatat pernah memiliki klub sepakbola. Di dalam negeri, Grup Bakrie sudah lebih dahulu mempunyai beberapa saham di klub sepakbola Indonesia. Belum lagi konglomerat-konglomerat lainnya yang mempunyai saham d beberapa klub lokal," kata Huda.

Keuntungan memiliki klub sepakbola juga bisa mengangkat nama atau pamor sang pemilik. Baik secara pribadi maupun korporasi. Apalagi dengan tim yang memiliki basis supporter yang mengakar dan fanatik. "Produk-produk dari perusahaan investor akan terpampang dalam stadion, kaos, hingga acara-acara lainnya yang tentu saja itu adalah upaya marketing perusahaan," sambung Huda.

Yang pasti, masuknya para pebisnis ini ke kancah sepakbola diharapkan bisa membuat klub-klub lokal menjadi semakin kompetitif dan dikelola secara profesional. Sehingga bisa mandiri secara finansial dan tidak tergantung lagi kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Dengan semakin mandiri klub, artinya semakin bagus sepakbola. Masuknya pebisnis ke industri sepakbola nasional seharusnya bisa baik," pungkas Huda.

Selanjutnya: Beli saham Persis Solo, Erick Thohir: Kangen bola!

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Handoyo .

Terbaru